Senin, 06 Februari 2012

"Jangan Khawatir, Ia Punya Rencana"


Semenjak kepergian ayah, tak dapat dipungkiri jika ibu harus berperan ganda. Ibu yang mendidik mental kami, ibu yang senantiasa mengajarkan agama, ibu yang selalu menjaga kesehatan kami, ibu yang mengatur segala kepentingan dirumah, bahkan dalam hal mengatur keuangan.

Sebagai orang tua tunggal, ibu dituntut untuk dapat mengatur secara bijak pemasukan dan pengeluaran uang yang kami miliki. Jika saat itu ibu hanya memiliki sedikit uang, maka ibu akan mendahulukan segala hal yang bersifat 'terpenting' dari semua hal yang 'penting'. Jika saat itu, ibu memiliki rezeki berlebih, maka ia tak pernah segan untuk memberikan sesuatu yang dapat membahagiakan hati anak-anaknya. Entah ibu akan mengajak kami berlibur, membeli baju baru, sepatu baru ataupun tas baru, meski ia sendiri hanya akan memakai baju dan sendal yang lama.


*****

Suatu hari, uang yang ibu miliki tak begitu banyak.
Padahal ada dua hal terpenting yang sangat dibuntuhkan dengan adanya uang tersebut.
Ibu sangat perlu uang itu untuk membeli bahan makanan hari ini..
Ibu juga sangat perlu uang itu untuk membayar tagihan listrik dirumah kami..
Bagaimana beratnya saat itu, ketika ibu harus menentukkan hal mana yang lebih penting diantara dua hal tersebut. Setelah ibu berfikir sejenak, akhirnya ibu mengambil sebuah keputusan mempergunakan uang itu untuk membayar listrik. Ibu berfikir, sesuap nasi pasti bisa dicari..

Akhirnya ibu pergi untuk membayar listrik. Sesampainya dikasir, pegawai berkata..
"Maaf, Bu. Mungkin ibu lupa.."
"Ibu sudah melakukan pembayaran listrik untuk bulan Oktober, kemarin.."

Mendengar hal itu, ibu sedikit heran. Padahal ibu sungguh yakin ia belum pernah membayarnya.Karena si pegawai mengatakan bahwa ibu telah membayar tagihan listrik tersebut, ibu pun kemudian memutuskan untuk kembali pulang kerumah. Akhirnya ibu dapat bernafas lega, kini uang itu dapat dipergunakannya untuk membeli  bahan makanan hari ini.

Tak terduga bulan berikutnya, ibu mendapatkan rezeki berlebih. Seperti biasa, ibu pergi untuk membayar tagihan listrik  (kali ini tagihan untuk bulan November). Sesampainya di depan kasir, si petugas berkata..
"Maaf 'Bu, ada kesalahan. Jadi untuk tagihan listrik bulan Oktober kemarin, ternyata memang belum dibayar.."
Ibu hanya tersenyum, mendengar ucapan si petugas. Ibu sudah menduga, pasti ini akan terjadi. Karena ibu sendiri, memang merasa tak pernah membayarnya. Mengingat bulan ini ibu memiliki rezeki berlebih, akhirnya ibu membayar tagihan listrik tersebut  untuk dua bulan sekaligus (Oktober dan November).

Jadi, makna kisah ini?
Lagi-lagi, tentang rencana Tuhan..

Bayangkan saja, jika kesalahan tagihan listrik itu tak terjadi. Sudah pasti, ibu akan membayarnya saat itu juga. Jika ibu menggunakan uang tersebut untuk membayar tagihan, mungkin kami terancam tak akan bisa makan hari itu. Tapi apa? Tuhan punya rencana lain. Karena kesalahan si petugas, tagihan dibulan Oktober tertunda. Ibu akhirnya dapat membayar tagihan listrik tersebut bersamaan dengan tagihan listrik dibulan November,  dimana saat itu ibu telah memiliki cukup banyak uang untuk membayarnya.