Ini semua tentang pengalaman pertama gue tinggal di desa. Desa Balau, Kec.
Karang Intan, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan.
Gue menyebut desa ini dengan istilah 'Tanah Hevea brasiliensis'. Jika saja kalian pernah
menginjakkan kaki di desa ini, kalian akan mengerti kenapa gue
menyebutnya 'Tanah Hevea brasiliensis'!
Di desa inilah, akhirnya gue mengenal 9 orang teman lainnya (Bella, Dewi, Fretty, Randy, Zaki, Dita, Lia, Obie dan Ade). Berat juga sih buat gue, bertemu 9
karakter dengan cara berfikir dan isi kepala yang berbeda. Ditambah dengan perbedaan suku dan agama diantara kita, tapi itu tak pernah jadi masalah selama kita masih berpegang teguh dengan semboyan 'Bhineka Tunggal Ika'.
Perbedaan karakter ini, otomatis bikin hari-hari kita penuh warna. Kadang wajah cemberut, tapi seketika bisa timbul gelak tawa. Paling susah itu, mentolerir kebiasaan pribadi. Ada yang gak bisa makan pagi, ada yang gak bisa makan sayur, ada juga yang gak bisa makan pedas, ada yang gak bisa tidur kalau gak dengar lagu korea, ada yang hobby musik rock Jepang. Intinya, harus bisa tahan mental! Sebisa mungkin saling menghargai kelebihan ataupun kekurangan masing-masing pribadi.
Bahkan untuk membangun chemistry dan kekompakkan, kita bersepuluh pun selama sebulan harus selalu makan pagi, siang dan malam bersama. Meskipun kadang dengan lauk seala kadarnya. Saking terbiasanya makan bareng, akhirnya kita menemukan menu lauk favorit yang sama 'Terong Goreng'! :D
Perbedaan karakter ini, otomatis bikin hari-hari kita penuh warna. Kadang wajah cemberut, tapi seketika bisa timbul gelak tawa. Paling susah itu, mentolerir kebiasaan pribadi. Ada yang gak bisa makan pagi, ada yang gak bisa makan sayur, ada juga yang gak bisa makan pedas, ada yang gak bisa tidur kalau gak dengar lagu korea, ada yang hobby musik rock Jepang. Intinya, harus bisa tahan mental! Sebisa mungkin saling menghargai kelebihan ataupun kekurangan masing-masing pribadi.
Di desa
inilah, semua cerita berawal. Cerita gue dan kesembilan orang teman
gue. Sesuatu yang kami temui? Sesuatu yang mengubah hidup kami? Sesuatu yang mereka dapatkan untuk
mereka kenang?
*****
Kondisi kehidupan anak-anak SD di Lebak, Banten hanya salah satu dari
sekian banyak daerah yang tak terjamah. Kali ini gue tertarik untuk
menulis/bercerita kehidupan anak-anak lainnya. Mereka yang ingin menuntut
ilmu, ditengah ketidak mampuan orang tuanya. Kondisi ini juga terjadi
disebuah desa, bernama 'Desa Balau'. Sebuah desa terpencil, di Kec.
Karang Intan, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan.
Gue juga bertemu seorang seniman yang mendedikasikan hidupnya,
mengemban sebuah jabatan sebagai kepala sekolah di SD Balau (Satu-satunya sekolah
SD di desa tersebut). Bahkan desa tersebut tak memiliki sekolah untuk
tingkat SMP/SMA. Sehingga kebanyakan penduduknya hanya lulusan SD/
bahkan tidak bersekolah.
Ini salah satu hasil karyanya. Beliau melukiskannya pada salah satu bagian
sisi dinding sekolah. Setelah selesai mengajar, ia selalu pulang lebih
akhir untuk menyelesaikan lukisan ini. Alasannya simpel, beliau hanya ingin
sekolah itu terlihat lebih indah agar anak-anak muridnya lebih semangat
untuk bersekolah.
Bahkan disudut lain, beliau juga menghiasnya dengan berbagai rumus matematika atau lukisan lainnya.
Di SD Balau, anak-anak juga tak dipaksakan untuk memakai sepatu. Seragam
sekolah pun terlihat seadanya, bahkan banyak yang sudah tak layak
pakai.
Tapi di Desa Balau ini, ada harta tersembunyi yang tak
ternilai harganya. Lukisan bentang alam yang sangat indah. Kamu hanya akan bisa
menemukannya, setelah melewati hutan belantara, perkebunan karet luas dan tanah
berlumpur. Bisa dibilang kayak mutiara yang tersimpan dalam cangkang kerangnya.
*****
Hari-hari di desa, kami isi dengan serangkaian kegiatan. Menerapkan ilmu yang kami peroleh dalam kehidupan bermasyarakat. Kami berharap apa yang kami lakukan, bisa selalu bermanfaat untuk mereka. Semua dana yang kami perlukan
dalam melaksanakan setiap kegiatan, mendapat banyak
bantuan dari instansi pemerintah maupun swasta melalui proposal yang kami ajukan.
Koordinasi dengan pambakal dan aparatur Desa
Balau
Sebelum melakukan berbagai kegiatan sosial di desa tersebut, kami terlebih dahulu meminta izin dan berkordinasi dengan pembakal/aparatur desa Balau. Harapannya agar terjalin kerjasama yang baik antara kami dengan aparatur desa setempat.
Merapikan Statistik Desa, membuat peta wilayah Desa Balau, struktur
pemerintahan desa, dan jadwal piket kantor pembakal.
Desa Balau yang terdiri atas 3 RT, tetapi belum ada data yang lengkap tentang penduduk maupun statistiknya. Oleh karena itu, kami membantu memperbaiki data-data statistik mengenai kependudukan maupun
tentang keadaan geografis, kondisi sosial, ekonomi, budaya, demografi, sarana dan prasarana. Adanya faktor pendukung berupa data pendataan pada tahun 2009, cukup mempermudah kami dalam pembenahan data statistik.
Membantu
mengajar di TPA Desa Balau
Membantu mengajar di SDSN Balau
Kegiatan mengajar yang kami lakukan didukung oleh faktor tersedianya sarana dan pra sarana sekolah, juga sambutan
yang baik dari pihak sekolah dan antusiasme murid-murid dalam mengikuti pelajaran.
Mengadakan
penyuluhan
cara menghemat listrik kepada warga desa
cara menghemat listrik kepada warga desa
Desa Balau terdiri dari 3 RT dimana sebagian kecil dari keseluruhan RT tersebut
masih memiliki pengetahuan yang minim akan penggunaan alat
listrik yang efisien. Kendala yang kami hadapi yaitu
kurang tersedianya tempat khusus untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan. Sehingga kami meminta izin untuk melakukan kegiatan penyuluhan tersebut, disalah satu rumah warga desa setempat. Dalam kegiatan penyuluhan ini, warga yang berhadir sebanyak ± 50 orang.
Memberikan informasi
kesehatan
dan mengadakan pemeriksaan tekanan darah
dan mengadakan pemeriksaan tekanan darah
Kegiatan ini, kami lakukan dengan cara memberikan brosur kesehatan kepada warga sekitar. Kegiatan ini kami harapkan mampu memberikan pengetahuan yang luas mengenai penyakit Cikungunya dan DBD. Selain itu, juga diadakan penyuluhan
tentang pembuatan simplisia obat dari tanaman mahkota dewa sehingga mereka mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengadaan nomor rumah,
plang selamat
datang dan batas RT Desa Balau
Plang kami buat dalam bentuk spanduk, sedangkan nomor rumah dibuat dalam bentuk stiker.
Dari kegiatan tersebut, kini sudah ada sekitar 303 buah rumah yang dilengkapi dengan nomor rumah. Kami melakukan kegiatan tersebut dengan cara berkunjung secara langsung dari satu rumah warga ke rumah warga lainnya. Sekaligus pula melakukan pendataan jumlah penduduk untuk setiap kepala keluarga yang ada di Desa Balau.
Les privat pada sore hari, secara gratis diberikan kepada murid-murid SDSN Desa Balau. Kegiatan ini mampu menarik minat para murid untuk belajar, sehingga
mereka merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Anak-anak selain
merasa nyaman saat belajar juga mendapatkan bantuan bimbingan belajar di luar
sekolah, sehingga membantu anak-anak tersebut untuk lebih memahami pelajaran
yang sebelumnya telah diberikan di sekolah.
Pemeriksaan
golongan darah
Pelatihan pembuatan jamu
jahe dan kunyit instan
Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang sangat baik
dari para Ibu PKK, aparatur desa, serta warga desa. Acara
ini sukses dan dihadiri oleh banyak warga desa, karena kami memilih untuk melaksanakan kegiatan tersebut bersamaan dengan acara arisan
PKK yang diadakan setiap minggu oleh warga setempat. Perkembangan selanjutnya diharapkan agar warga mampu
mengaplikasikan, sebagai salah satu proses pemberdayaan masyarakat di bidang
kewirausahaan.
Pembenahan dan membantu mengajar di PAUD
Memberikan
informasi mengenai IPTEK (biodiesel dan
biogas)
Mengadakan nonton bareng ‘film pendidikan’
dengan siswa di SDSN Balau
dengan siswa di SDSN Balau
Pelatihan komputer
bagi guru SDSN Balau
Pelatihan peragaan KIT praktikum IPA
Mengadakan lomba
olimpiade matematika di SDSN Balau
Melakukan pembenahan UKS
dan pelatihan dokter kecil di SDSN Balau
dan pelatihan dokter kecil di SDSN Balau
Pengadaan buku untuk
perpustakaan SDSN Balau
Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
Tetaplah seperti ini
"Kami dan Sebuah Desa di Tanah Hevea Brasiliensis", By. Emira Dian Mayasari
4 komentar:
"ada yang gak bisa tidur kalau gak dengar lagu korea"...itu gw.....kkkkkk
aigo..udah hampir 2 tahun ya KKN kita berlalu, beberapa teman udah ada yg lulus duluan, ada juga yg masih betah nge-lab #nunjukdirisendiri
entah kapan kita bisa punya waktu buat jalan2 kesana lagi..miss u guys...^^
Kisah Lucu kita di sebuah desa daerah pegunungan,,, mau ketwa,, mau sedih ngingat nya hahahah
by http://www.facebook.com/profile.php?id=1140716282
bagus ceritanya....foto2nya juga bagus...hihihihi
wah.. Kngen msak bersama ya.. Menu tetap yaitu terong goreng.. Hmmm.. n_n
Posting Komentar